Saturday, May 1, 2010

Me ..... You ....Ours = "Great Creature"

Manusia (Seharusnya) Ciptaan yang Sempurna

Manusia dilahirkan dengan perasaan mampu melakukan segalanya. Sebelum dikacaukan oleh pesan-pesan ketidakmampuan yang datang dari lingkungannya. Perasaan mampu itu ditunjukkan dengan keberanian melakukan sesuatu. Perhatikanlah tingkah laku bai berusia 8-9 bulan ke atas ketika ia baru mulai bisa duduk dan mencoba untuk menirukan orang-orang dewasa disekitarnya. Dia akan mengeksplorasi dunianya dengan penuh keberanian walaupun tubuhnya belum siap untuk itu. Karena di kepalanya ia belum memiliki konsep bahwa ia tidak mampu.

Dia akan terus bersemangat mencoba melakukan sesuatu segala hal baru dengan antusias dan tekun. Semua dihadapi 100% dengan penuh semangat, tawa, dan air mata. Suatu totalitas keikhlasan yang sempurna. Ia kerahkan segala yang ia punya sampai kemudian-jika ia kurang beruntung- berangsur-angsur mulai masuk pesan-pesan ketidakmampuan dari lingkungan yang dipenuhi kata-kata “jangan”,”tidak boleh” atau “tidak bisa”. Sang bai ikhlas itu pun mulai meragukan potensi dirinya.

Perasaaan bahwa Anda sanggup menentukan dan merancang kehidupan Anda sendiri sebenarnya kuat terasa di dalam hati Anda. Terbukti setiap kali usaha Anda dikecilkan oleh orang lain Anda akan merasa tidak senag. Tetapi meskipun perasaan bisa itu merupakan fitrah kelahiran manusia, pada saat masuk ke dalam masyarakt ia akan “dipaksa” untuk menerima “kesepakatan bersama” bahwa ia hana akan berhasil,

Kalau punya banyak uang,

Kalau punya banyak pengetahuan,

Kalau punya ijazah dari luar negeri,

Kalau punya koneksi orang dalam,

Kalau punya modal yang cukup,

Kalau punya wajah ganteng,

Kalu diberi kesempatan,

Dan beragam “kalau” yang tidak mungkin ia bisa penuhi semuanya.

Anda telah diingatkan bahwa Anda sudah di karuniai berkah yang luar biasa untuk bisa berhasil dalam apa pun rencana keberhasilan Anda. Bahwa “fitrah” atau bahasa kerennya “default factory setting” Semua manusia adalah untuk berhasil. Bahwa Tuhan menciptakan manusia bukan untuk mengalami kegagalan. Bahwa kegagalan bukanlah nasib, melainkan serangkaian keputusan yang kurang tepat, dan bisa selalu di-reset ulang, diputar kembali ke arah keberhasilan.

“Sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya.”
(QS. At Tiin:4)